Analisa E-Business Pada PT. Telkomsel
Company Profile
PT Telkomsel merupakan penyelenggara jasa
telekomunikasi selular terdepan di Indonesia berdasarkan pangsa pasar. Perusahaan
didirikan pada tanggal 26 Mei 1995 dengan menyediakan layanan selular GSM dual
band 900/1800 MHz. Adapun jenis produk perdana
yang ditawarkan adalah kartu prabayar SimPATI dan Kartu AS, serta
layanan pasca bayar kartu HALO.
Selama 15 tahun beroperasi, Tekomsel terus
mempertahankan market share dan
menjadi yang terdepan dalam mobile
lifestyle. Pada akhir juni 2010, perusahaan
memiliki 88.32 juta pelanggan atau mewakili 47% pasar layanan selular. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari pemanfaatan e-business
untuk mendukung kegiatan operasional.
Pada tahun 2002, Telkomsel menerima
penghargaan E-Company Award untuk kategori perusahaan telekomunikasi dalam
penggunaan aplikasi e-business
terbaik. Penghargaan tersebut didasarkan pada hasil survey WARTA EKONOMI yang
melibatkan 356 perusahaan dan 1.556 responden yang tersebar di seluruh Jakarta.
Adapun 7 kriteria yang menjadi dasar penilaian, yaitu: Customer
value, proses efisiensi, inovasi, human
resources, komitmen manajemen, revenue
per total asset, dan penggunaan
internet. Customer value
berhubungan dengan tingkat kepuasan konsumen yang melekat atas produk atau
jasa. Proses efisiensi menyangkut kemampuan perusahaan mengoptimalkan rasio
input dengan output. Inovasi terkait
dengan jenis inovasi yang berkaitan dengan teknologi informasi. Human resources berhubungan dengan
presentase jumlah karyawan yang memiliki kemampuan komputer dari total karyawan
dan banyaknya pelatihan. Komitmen manajemen terkait dengan perhatian manajemen
dalam investasinya terhadap penerapan e-business.
Revenue per total asset dihitung selama kurun waktu 3
tahun terakhir. Penggunaan internet terkait dengan perbandingan penggunaan personal address terhadap total
karyawan, tersedianya situs perusahaan, dan transaksi bisnis melalui internet.
ANALISA
Cross
Functional Enterprise System
E-Business
memberikan landasan bagi pengembangan cross
functional enterprise system, sebagai strategi menggunakan informasi
teknologi untuk berbagi sumber – sumber informasi dan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas dari proses bisnis dan mengembangkan strategi keterhubungan
antara pelanggan, suplier, dan partner bisnis. O’ Brian & Marakas (2008)
memberikan contoh aplikasi cross
functional enterprise application yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Cross Functional Enterprise Application
Melalui sistem ini, masing – masing
bagian dalam perusahaan dapat berbagi informasi sehingga mampu meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dari proses bisnis. Bagian marketing dan manufacturing
dapat memperoleh informasi dari bagian R&
D engineering. Sebaliknya, R & D
engineering dapat memperoleh informasi dari bagian marketing maupun manufacturing.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Amor dalam Rauseo (2001) yang menyatakan bahwa
e-business merupakan integrasi dari
proses – proses bisnis, aplikasi – aplikasi perusahaan, dan struktur dalam
organisasi untuk menciptakan performansi yang tinggi dari bisnis model serta
proses penciptaan business value.
Cross functional enterprise application mampu untuk mengembangkan keterhubungan dengan
pelanggan, suplier, dan partner bisnis
Hal ini menjadikannya sebagai pondasi terhadap pengembangan Enterprise Resource Planning (ERP), Supply Chain Management (SCM), Customer Relationship Management (CRM), Partner Relationship Management (PRM),
dan Knowledge Management. Hal
tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut:
Gambar
4.2 Enterprise Application Architecture
Enterprise
Resouce Planning (ERP)
Tantangan persaingan
yang ketat dalam lingkungan bisnis mendorong berbagai kalangan dunia usaha
untuk menerapkan Teknologi Informasi (TI). Salah satu aplikasi yang paling
banyak diterapkan adalah ERP yang dianggap mendorong kegiatan bisnis, terutama
operasional menjadi efisien, cepat, dan mampu membuat prediksi ke depan. Pengambilan keputusan strategis pun dapat
dilakukan karena tersedianya dukungan data dan informasi yang lebih baru dan
terbaharukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Warta Ekonomi dalam
Tarigan (2006) dinyatakan bahwa 78,8% dari perusahaan – perusahaan di Indonesia
yang menjadi responden tidak ragu – ragu menyebutkan bahwa pemanfaatan aplikasi
ERP mampu meningkatkan produktivitas perusahaan.
Tarigan (2006)
menyatakan bahhwa ERP telah berkembang sebagai alat integrasi, memiliki
memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi perusahaan ke pusat
penyimpanan data sehingga mudah untuk diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan. Hal ini
memungkinkan terjadinya integrasi pada semua bagian atau departemen dan fungsi
dalam perusahaan melalui suatu sistem informasi yang terkomputerisasi.
O’Brian
& Marakas (2008) mengelompokkan aktivitas ERP menjadi lima komponen utama,
yaitu: Fungsi logistik, manufaktur/ produksi, sumber daya manusia, distribusi,
serta akutansi keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh gambar berikut
Gambar
4.3 Aktivitas ERP
Masing – masing aktivitas ERP dibuat
dalam bentuk modul. Perusahaan di Indonesia pada umumnya tidak membeli seluruh
modul ERP, tetapi modul – modul tertentu saja, misalnya ada perusahaan yang
ingin menerapkan modul pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan saja.
Saat ini modul ERP yang
digunakan Tekomsel adalah ada 3 modul yang berbasis oracle yaitu: Sales,
distribution, order management; Accounting & finance; dan human resources. Modul accounting & finane terintegrasi dengan
HRIS, sehingga melalui aplikasi ini, karyawan dapat melakukan pengecekan
jumalah payroll yang dibayarkan, klaim lembur, reimburstment, dll. Modul
sales, distribution & order management terintegrasi dengan modul accounting & finance, sehingga setiap transaksi penjual akan masuk ke sistem finance dan tercatat sebagai pendapatan
dari penjualan.
Gruver, dkk (1998) dalam O’Brian &
Marakas (2008) menyatakan beberpa fungsi dari ERP, yaitu:
1. Kualitas
dan efisiensi
ERP menyediakan suatu framework untuk mengintegrasikan dan
meningkatkan bisnis proses internal perusahaan yang berdampak pada kualitas dan
efisiesi dari customer service,
produksi dan distribusi.
ERP yang dilaksanakan oleh
Telkomsel telah memberikan pengaruh pada peningkatan kualitas dan efisiensi,
karena informasi dapat dengan mudah diperoleh oleh masing – masing bagian
perusahaan, sehingga dapat mempercepat proses bisnis internal perusahaan,
misalnya: Perhitungan biaya lembur, pelaporan keuangan dll. Selain itu,
keakuratan data menyebabkan kualitas dari perhitungan maupun pengambilan
keputusan jadi lebih baik.
2. Mengurangi
biaya
Banyak perusahaan melaporkan
penurunan biaya yang signifikan dari transaksi, software, dan staff IT setelah menggunakan ERP dibandingkan pada
saat menggunakan legacy system yang
tidak terintegrasi.
Telkomsel memiliki departemen –
departemen yang tersebar di beberapa wilayah. Keberadaan ERP memungkinkan pengiriman
laporan di Telkomsel menjadi lebih cepat tanpa dipengaruhi lokasi, sehingga mengurangi
biaya transportasi serta waktu.
3.
Decision
Support
ERP menyediakan cross functional information dengan
cepat kepada manager, sehingga mampu untuk meningkatkan kemampuan pengambilan
keputusan mereka menjadi lebih baik.
ERP memberikan data – data lebih cepat karena
terjadinya integrasi di beberapa bagian perusahaan. Hal ini menyebabkan proses
pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, misalnya: Keputusan mengenai modal
kerja berdasarkan data jumlah pembayaran gaji karyawan
4.
Enterprise
agility
Implementasi ERP menyebabkan struktur organisasi menjadi
lebih fleksibel, begitu juga dengan kewajiban manajerial dan sumber informasi.
Hal ini menyebabkan organisasi menjadi lebih adaptif.
Sistem ERP Telkomsel mengintegrasikan data dari beberapa
departemen perusahaan sehingga memudahkan untuk berbagi informasi , baik itu
mengenai pembayaran gaji, pendapatan penjualan, dll.
Supply Chain Management (SCM)
Supply
Chain membantu
perusahaan untuk memperoleh produk yang tepat ke tempat yang tepat, pada waktu
yang tepat dengan kuantitas yang tepat dan harga yang terjangkau. O’ Brian
& Marakas (2008) menyatakan bahwa
tujuan dari SCM adalah untuk mengefisienkan proses tersebut dengan peramalan
permintaan, kontrol persediaan, meningkatkan hubungan busnis dengan pelanggan,
supplier, distributor, dan pihak lainnya serta menerima feedback semua status
dari link supply chain. Indraseno
(2007) menyatakan bahwa konsep dasar dari SCM adalah pengelolaan terhadap arus bahan
baku, informasi, pembayaran, dan jasa dari supplier sampai pada konsumen akhir
melewati pabrikasi dan gudang.
Dari hal yang telah
disebutkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Supply Chain Management
(SCM) adalah cross functional enterprise
system yang menggunakan sistem informasi untuk mendorong dan menjaga hubungan beberapa
bisnis proses penting , dan pihak – pihak seperti supplier, pelanggan dan
partner bisnis. Adapun tujuan dari SCM adalah untuk menciptakan hubungan bisnis
yang cepat, efisiensi, biaya rendah dari konsep produk perusahaan ke pasar O’
Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa banyak perusahaan menggunakan
teknologi internet untuk menciptakan sistem e-business
SCM yang dapat mempersingkat proses supply
chain tradisional. Adapun ilustrasi penggunan SCM dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4.4 Supply Chain Management
Gambar berikut mengilustrasikan supply chain life cycle dan functional SCM process dengan
menggunakan teknologi internet dan software SCM. Selain itu, menunjukkan
bagaimana banyak perusahaan saat ini melakukan reengineering terhadap proses supply chain dengan menggunakan
teknologi internet dan software supply
chain management sehingga mampu mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi,
dan memperbaiki supply chain cycle times.
Adiguna (2009) menyatakan bahwa penggunaan SCM bagi
beberapa perusahaan negara – negara berkembang, termasuk Indonesia saat ini
masih sangat terbatas. Hubungan setiap sub sistem yang terlibat pada umumnya masih
tersekat – sekat, sehingga sulit untuk bersaing di pasar bebas.
Telkomsel
menggunakan sistem SCM dalam manufacturing hingga distribusi kartu
perdana serta pulsa fisik. Supplier akan
menyediakan fisik kartu yang kemudian perusahaan akan memberikan nomor telepon,
seri kartu dan pulsa bagi kartu perdana, sedangkan untuk pulsa fisik, maka
perusahaan akan memberikan nomor seri kartu dan pulsa saja. Setelah produk
selesai diproduksi, lalu didistribusikan melalui kantor pos ke masing – masing
titik POD (Point Of Distribution), diantaranya untuk wilayah Jabotabek, yaitu:
Jakarta, Bekasi, Rangkas Bitung, Bogor, Karawang, Sukabumi, dan Serang. Selanjutnya, pihak distributor resmi sebagai
partner bisnis Telkomsel akan mengambil produk tersebut untuk kemudian dijual
secara langsung kepada distributor
maupun end user.
Menurut O’Brian
& Marakas (2008) menyatakan bahwa fungsi SCM dapat dibagi menjadi:
1. Planning
Fungsi
ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a.
Supply
chain design
Sistem supply chain mampu meningkatkan
hubungan antara supplier, pabrik dan pihak distributor. Hal ini disebabkan
karena mereka memiliki kemudahan untuk terhubung satu sama lainnya, baik itu
dalam bentuk permintaan produk, distribusi, dll
b. Collaborative
demand & supply planning
Sistem
memungkinkan perusahaan untuk melakukan estimasi dari kebutuhan pelanggan
sehingga dapat dilakukan perencanaan, dan manajemen inventori. Perusahaan
mampu untuk melihat jumlah dari: distribusi, sales, dan stock dari masing – masing wilayah POD. Hal ini memungkinkan perusahaan
untuk melakukan estimasi dan perencanaan mengenai berapa banyak jumlah perdana
dan voucher fisik yang akan diproduksi, dan wilayah mana saja yang memerlukan
penambahan produk yang akan didistribusikan.
2.
Execution
a.
Material
management
Sistem SCM memungkin perusahaan
untuk melakukan beberapa hal, diantaranya:
·
Berbagi
informasi inventori serta status informasi pengadaan
Kantor
pusat akan mampu mengakses serta mengendalikan proses produksi karena mampu
untuk memperbaharui informasi produksi, inventori, distribusi, serta stock pada
masing – masing POD.
·
Memastikan
material yang dibutuhkan untuk produksi tersedia pada tempat dan waktu yang
tepat.
Proses
perencanaan produksi menyangkut kapan produk akan diproduksi, sehingga material
yang dibutuhan, dalam hal ini kartu, serta kemasannya telah tersedia sebelum
proses produksi dijalankan.
·
Mengurangi pengeluaran bahan baku, biaya
pengadaan, safety stocks, serta
persediaan bahan baku dan barang jadi
Perusahaan mampu untuk menekan
biaya, karena mampu untuk melakukan perencanaan produksi dan persediaan,
sehingga mampu menghadari terjadinya kekurangan atau kelebihan bahan baku.
b.
Collaborative
manufacturing
Perusahaan mampu untuk mengadakan
perencanaan dan penjadwalan berdasarkan sumber daya, bahan baku, dan hal – hal
lain yang mempengaruhi.
c.
Collaborative
fulfillment
·
Commit
to delivery dates in real time
Perusahaan mampu untuk memonitor
mengenai produk yang telah didistribusikan kepada mitra AD (Authorized
Daeler) di masing – masing POD. Pengambilan data jumlah produk yang
diambil maupun waktunya dapat diperoleh secara real time.
·
Menyediakan pesanan dari berbagai macam channel dengan tepat waktu melalui
penerapan order manajemen.
Perusahaan mampu memastikan
ketersediaan barang yang dibutuhkan oleh masing – masing mitra AD secara tepat
waktu sengan melakukan penjadwalan produksi serta memastikan kebutuhan sumber
daya untuk produksi, baik itu tenaga kerja, kartu, maupun kemasannya.
·
Mendukung seluruh proses logistik,
termasuk pengambilan, pengemasan, serta pengiriman.
Telkomsel mengirimkan seluruh
produknya melalui PT POS Indonesia setiap hari rabu, pada hari tersebut seluruh
sistem telah disiapkan dan seluruh pihak yang berkepentingan akan ikut memantau,
baik itu mitra AD, kantor cabang, dan kantor pusat.
d.
Suply
chain management
·
Memonitor setiap langkah dalam proses supply chain, mulai dari harga hingga
saat pelanggan menerima produk, serta memberikan tanda saat terjadi masalah.
Sistem memungkinkan untuk monitoring
setiap langkah dalam supply chain,baik
itu mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, hingga proses distribusi.
e.
Supply
chain performance management
·
Menyediakan laporan dari supply chain, seperti filling rate, order cycle times, dan kapasitas utilisasi.
Perusahaan mampu untuk mendapatkan
laporan mengenai distribution order,
order cycle time, dan lain – lain yang biasanya dilaporkan setiap akhir
bulan,
Customer Relationship Management (CRM)
Saat ini sangat mudah
bagi pelanggan untuk membuat perbandingan dengan hanya meng-klik mouse untuk pindah ke produk perusahaan lain. Hal
ini menyebabkan keterhubungan dengan pelanggan menjadi asset perusahaan yang
sangat berharga. Hubungan tersebut sangat berharga melebihi produk perusahaan,
toko, pabrik, alamat web, bahkan karyawan. Setiap strategi perusahaan harus memasukan aspek mencari
dan mempertahankan pelanggan yang berharga. O’Brian & Marakas (2008)
menyatakan bahwa banyak perusahaan yang
mengimplementasikan CRM untuk
memperbesar peluang sukses di lingkungan bisnis yang kompetitif.
CRM
menggunakan teknologi informasi untuk untuk menciptakan cross functional Enterprise system yang mengintegrasikan proses
pelayanan pelanggan dalam penjualan, pemasaran, dan customer service yang
berinteraksi dengan pelanggan perusahaan.
PT
Telkomsel memanfaatkan CRM untuk dapat mendapatkan serta mempertahankan
pelanggan yang potensial, dengan menggunakan Oracle. Adapun komponen penting dalam sistem CRM
adalah sebagai berikut:
Gambar
4.5 Customer Relationship
Management
a. Contact
& Account Management
O’Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa Software
CRM membantu perusahaan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan bagian pelayanan
untuk memiliki dan menelusuri data dari pelanggan. Informasi dapat berupa nomor
telepon, fax, email, kontak pribadi, dll.
Sistem CRM menyimpan data
pelanggan dan memungkinkan untuk
dapat diakses melalui internet, intranet, atau jaringan lain untuk penjulan,
pemasaran, dan aplikasi lain.
PT Telkomsel menyimpan database pelanggan yang terdiri
atas:
Data Kontak
pelanggan : nomor telepon HP, nomor telepon rumah dan alamat rumah/ kantor.
Data Rekan/ saudara pelanggan : nomor telepon HP, nomor
telepon rumah dan alamat rumah/ kantor.
Data – data tersebut dibutuhkan apabila perusahaan ingin menghubungi
pelanggan untuk melakukan beberapa program, diantaranya::
1. Program
penawaran produk baru
Pelanggan akan memperoleh penawaran mengenai produk
baru atau produk eksisting melalui telepon, maupun SMS.
2. Program loyalty
Perusahaan akan mengirimkan SMS birthday maupun
undangan kepada pelanggan dengan kriteria tertentu sebagai bagian dari program
retensi.
3. Penagihan
tagihan telepon.
Perusahaan setiap bulannya akan mengirimkan tagihan
untuk produk prabayar (kartuHALO) melalui email maupun surat.
b. Sales
CRM
memungkinkan perusahaan mendapatkan akses yang real time mengenai data
pelanggan, serta memungkinkannya untuk melakukan pengecekan sebelum melakukan
penjualan.
Software
CRM memudahkan Telkomsel akan memberikan penawaran menarik pada pelanggan
dengan kriteria tertentu, misalnya berdasarkan
ARPU(Average Revenue Per User) atau rata – rata pemakaian telepon dalam
1 bulan. Pada umumnya bagian
telemarketing akan menghubungi pelanggan dengan kriteria ARPU> 500.000 untuk
menawarkan nomor kartu HALO, flash, blackberry, serta cicilan IPhone
c. Marketing
& Fulfillment
Sistem
CRM membantu bagian marketing untuk melaksanakan kegiatan pemasaran langsung,
serta menyimpan data respon dari pelanggan atas penawaran yang dilakukan.
PT
Telkomsel menyimpan data hasil telemarketing dalam bentuk respon pelanggan yang
akan memudahkan perusahaan untuk berhubungan dengan pelanggan bersangkutan di
kemudian hari, Misalnya: Pelanggan tidak membutuhkan aplikasi internet karena
sudah memilikinya dari operator yang lain.
d. Customer
service & Support
Sistem CRM membantu manajer customer service secara cepat
membuat, menunjuk, dan mengelola permintaan layanan. Software helpdesk membantu
bagian call centre untuk membantu
pelanggan yang mempunyai masalah dengan suatu produk atau layanan dengan cara
menyediakan data layanan yang relevan dan usulan bagi pemecahan masalah.
Bagian call centre apabila mengalami kesulitan untuk
menangani keluhan pelanggan atau melayani permintaan pelanggan atas informasi
produk, maka dapat dibantu melalui sistem ini, yang menyediakan data mengenai
informasi produk, trauble shooting HP, gangguan pada blackberry, dll. Selain
itu
e. Retentions & Loyalty Programs
O’ Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa sangat
penting bagi suatu perusahaan untuk meningkakan program retensi dan menjaga loyalitas pelanggan, karena:
1.
Menjual
pada pelanggan baru membutuhkan biaya 6 kali lebih mahal dibandingkan melakukan
penjualan kepada pelanggan existing
2.
Pelanggan
yang tidak puas akan menceritakan pada 8 – 10 orang mengenai pengalamannya.
3.
Perusahaan
mampu untuk meningkatkan 85% dengan meningkatkan program retensi sebesar 5%.
4.
Peluang
untuk dapat menjual produk kepada pelanggan baru adalah 15%, sedangkan
pelanggan existing 5%.
5.
70%
pelanggan yang mengeluh akan tetap menggunakan jasa/ layanan perusahaan apabila
perusahaan secara cepat mengatasi permasalahannya.
Sistem CRM
akan membantu untuk untuk mengidentifikasi , memberikan reward, serta menjual
kembali kepada pelanggan loyalnya.
Telkomsel mempunyai database pelanggan yang tergabung dalam simPATI Zone
(bagi pengguna kartu simPATI), Gen Asik (bagi pengguna KartuAS), dan kartu
HALO. Pada umunya program loyalty diberikan berdasarkan ARPU, hobi, dan umur dari pelanggan, misalnya bagi pelanggan
simPATI yang memiliki hobi nonton, makan diadakan program loyalty gratis nonton (Telkomsel Friday Movie Mania) dengan cara menukarkan Telkomsel Poin-nya.
NIM / Nama : 09410100183/ Radix Ardi Guntoro
Dosen : Tan Amelia
Tugas : Review Website Berdasarkan Market dan Model e-Business